Akhir April tahun 1997, di
penghujung jam mata pelajaran.
“Ok class, sekarang semuanya
berdiri, let’s pray together” Perintah Miss Nina. Miss Nina ini adalah salah
satu guru yang lagi KKN di sekolah. Awak suka dengan Miss Nina, tipikal guru
tauladan. Cantik dan lembut. Saking lembutnya Miss Nina, waktu tapak sepatunya
nginjek eek ayam di depan kelas, eek ayamnya gak pecah. Tapi ada satu hal yang
buat awak sering salah tingkah kalo Miss Nina Masuk kelas, yaitu pelajaran bahasa Inggris yang diajarinya.
Awak sebenarnya bukan tanpa
alasan untuk salah tingkah sama Bahasa Inggris. Di zaman itu untuk mau pinter
bahasa inggris harus les privat terlebih dahulu, dan untuk les privat harus ke
kota yang lumayan jauh dari desa awak. Dan bisa disimpulkan
Bahasa Inggris awak pada saat itu “tak tertolong”
Misalnya pada suatu kali Miss
Nina bertanya pada awak :
“What is your name? “
Awak tiba-tiba Demam.
Bidin kawan sebangku awak yang
tingkat ke sok pintarannya tinggi berbisik,
“Aku tadi malam nonton film
barat, kurasa jawabannya…….”
Awak menoleh ke Bidin penuh
ketidakyakinan, tapi awak harus ngebales pertanyaan dari Miss Nina. Walaupun
Miss Nina masih menunggu jawaban awak dengan senyum ramah.
“Help”
“Boleh sedikit kuat, Nak. I cant
hear you” kata Miss Nina
“HELP” jawab awak setengah teriak.
Kawan-kawan awak dan Miss Nina dengan
bahagia nyambut jawaban awak.
Mungkin dalam hati Miss Nina “Ini
anak pasti sering step”
***
Nah di zaman sekarang ini,
penggunaan bahasa Inggris memegang peranan vital dalam kehidupan. Makanya awak
cukup tertarik sewaktu ada seorang teman menyampaikan sebuah program yang di
beri nama “Let’s Talk!”
Dan lebih senangnya lagi awak,
program ini telah melakukan orientas kepada 400 siswa SMK Siti Banun selama
empat hari sejak 19-22 Agustus 2014 yang lalu.
Dari Project Manager Let’s Talk!,
Ahmad Rizal, awak tau betapa bergunanya program ini untuk anak bangsa. Ia
mengatakan bahwa pada dasarnya, program Let’s Talk! merupakan proyek
filantropis bertujuan untuk meningkatkan kesadaran di kalangan masyarakat
Indonesia tentang pentingnya bahasa Inggris, serta peluang yang telah tersedia
dengan penguasaan bahasa Inggris.
“Ini adalah gagasan dari Yayasan
Bunda Siti Banun (YBSB), sebuah yayasan berkomitmen untuk meningkatkan
pendidikan di kalangan siswa di daerah pedesaan dengan tujuan menciptakan
individu yang kompetitif secara global”, ujarnya.
Komitmen ini lah yang memberi
jalan dan berujung kepada kehadiran team ujicoba Let’s Talk! di SMK Siti Banun,
sekolah dibawah naungan YBSB yang berlokasi di Jl. M. Said No. 213, Rantau
Prapat. Team ujicoba terdiri dari guru-guru profesional dari Malaysia yang
secara sukarela memilih untuk tinggal dan melayani sekolah dengan membantu
siswa belajar bahasa Inggris dengan cara yang mudah dan menyenangkan selama
tiga bulan ke depan.
SMK Siti Banun menjadi titik awal
realisasi program Let’s Talk!, “Ground Zero” untuk gelombang transformasi yang
akan menyelimuti seluruh Indonesia, dan kelompok siswa pertama yang mengikuti
program ini. Para siswa merasa sangat antusias dengan program ini dan
bersemangat untuk belajar lebih banyak bahasa Inggris. Para guru juga menyambut
program ini dan telah memberikan dukungan mereka untuk memastikan keberhasilan
program.
Bapak Ahmad Rizal juga
mengatakan, sebagian besar siswa di sini berasal dari keluarga berpenghasilan
rendah dan menengah, dan kebanyakan dari mereka tinggal di tempat-tempat yang
jauh dari sekolah. Beberapa siswa melakukan perjalanan selama satu jam,
melewati jalan tanpa aspal dan kotor, melewati desa dan perumahan untuk sampai
ke sekolah setiap harinya. Bagi sebagian besar siswa, mereka memiliki
keterbatasan eksposur bahasa Inggris yang merupakan bahasa asing. Ini merupakan salah satu tantangan yang
dihadapi guru dan siswa dalam mengajar dan belajar bahasa Inggris.
Mengesampingkan latar belakang mereka dan tantangan yang
dihadapi, siswa di sini haus akan pengetahuan dan mereka memperlihatkan
semangat mereka dengan menyatakan bahwa mereka ingin mengubah hidup mereka.
Setelah melihat semangat inspirasi dari para siswa, setiap orang akan ikut
merasakan antusias terhadap terobosan dan transformasi yang akan dialami para
siswa dan masa depan yang lebih cerah.
So? Let’s Talk J
Dulu aku suka banget pelajaran bahasa Inggris, apalagi dengan gurunya yang enwrgik, wuish semangat deh
BalasHapusthats awesome, maybe we must join that program, so lets talk, hhahaha
BalasHapusmendadak sok english
Bahasa Inggris suka sih cuma masih rada blepotan dan pasif selama gak ngoceh pake Bahasa Inggris lagi. Belajar lagi deh sama para ahli Bahasa Inggris di blogger Medan nih
BalasHapus