“Nanti suatu saat kita kesini lagi ya” ucap Wirda sambil menatap Ngarai Sianok . Dari tempat ini cukup jauh memandang kebawah sana. Saya men...

Tanah Minang Tanah Minang

Tanah Minang

Tanah Minang

“Nanti suatu saat kita kesini lagi ya” ucap Wirda sambil menatap Ngarai Sianok. Dari tempat ini cukup jauh memandang kebawah sana. Saya mengiyakan-nya tanpa ragu.
Hanya memiliki satu hari di Kota Bukit Tinggi, membuat langkah kami dibatasi waktu. Apalagi status kami masih pacaran. Saya belum berani mengajaknya menjelajah lebih jauh, selain adat timur yang membatasinya, recehan di kantong saya juga tak cukup untuk jalan-jalan lagi. Maklum, saat itu saya masih kuliah. Wirda juga. Liburan semesteran kami rancang untuk mendukung jalan-jalan singkat ala mahasiswa pula. Sederhana tapi dengan cinta.
Dimulai dengan menaiki Oto (angkutan kota) melewati jalan kota yang sejuk ke Jam Gadang. Menelusuri Gua Jepang. Makan Nasi Kapau berdua. Oiya menurut saya ada dua macam rasa makanan disini. Yang pertama enak dan yang kedua enak sekali.
Sama seperti Wirda, saya sangat jatuh cinta pada tempat ini. Tanah Minang.

 Sumber : Doc Pribadi

Makanya saat Adam dan Susan dari pergidulu.com ngasih challenge ini, saya langsung nulis. Rencana menikmati liburan di 2015 akan tetap di Sumatera Barat, namun akan berlanjut ke tempat-tempat yang belum sempat kami jangkau dahulu. Saat dimana kami masih pacaran, saat saya masih belum buncit seperti sekarang.
Destinasi yang pertama akan dituju adalah Ngarai Sianok. Lembah curam yang membentang sepanjang 15 km ini ternyata sebuah patahan yang membelah Pulau Sumatera menjadi dua bagian. Rasanya akan sangat menyesal kalau menikmati keindahannya dari jauh. Dari cerita mamak (ibu) saya, Ngarai Sianok ini mirip sama lukisan-lukisan zaman sekolah. Tebing yang tinggi di kanan dan kiri, hutan hijau di atasnya, serta sungai kecil yang mengalir. Sawah dan perumahan penduduk melengkapi panorama yang tuhan ciptakan.


Selanjutnya kami akan menikmati salah satu tempat yang terhening di Indonesia, Danau Maninjau. Danau kuno ini ternyata adalah danau vulkanik. Saya berpikir menikmati pemandangan air danau dan sekelilingnya sambil menyantap makanan khas urang awak, pastinya  dapat menghilangkan kepenatan Kota.


Dan  setelah puas bergulat dengan alam Maninjau dari dekat, untuk tujuan yang terakhir adalah Puncak Lawang. Dari Puncak Lawang, di bawah kita bisa menyaksikan hamparan Danau Maninjau secara utuh. Bukit yang mengelilinginya, serta rumah penduduk yang berjejer rapi di pinggir danau. Jika mata melepas pandangan ke atas, langit biru sudah menanti. Berada di tempat ini akan membuat kita seolah-olah berada di atas awan.

Saya berharap  rencana ini didengar tuhan dan didukung semesta . Selain itu saya juga ingin menepati janji saya ke Wirda untuk kembali ke Tanah Minang ini. Tanah dimana travelling dan cinta, tumbuh bersama. Mungkin nanti Saya dan Wirda bisa mengabadikan semua ini dengan kamera Canon Powershot SX400 IS dari tokocamzone.com 

Dan mungkin saat pergi nanti, saya dan Wirda tak harus memikirkan rupiah yang harus dibagi dengan uang semesteran, karena kami sudah lulus dan sudah menabung untuk saat-saat indah itu. Dan juga tak harus melirik ke jam tangan untuk menghitung waktu mundur yang membuat kami harus berpisah seperti dahulu. Karena sebelum pergi berpetualang bersama ke tempat yang kami cintai ini, Saya sudah menjadikannya pasangan travelling abadi. Yaitu sebagai seorang istri.

7 komentar:

  1. seruuu, apalagi perginya ama yang terkasih, kalo gw sendirian aja kmana mana hiks

    BalasHapus
  2. Hahah, aku tau kamu pasti kesal 2 x :
    1. Karena kamu Jomblo dan
    2. Artikelnya kurang panjang :D

    BalasHapus
  3. Pingin ke tanah Minang lagi, udah lama gak kesana. Tapi masih banyak tempat2 indah yg belum aku pijak... hiks.

    "Once a year, go someplace you`ve never been before..."

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ia kak, masih banyak tempat di ranah minang ini yang belum di jelajahi :)
      "Me Too"

      Hapus
  4. Oii, tampilan baru lagi yaa. *ketauan udah lama gak berkunjung* hahaha :P
    eh gegara lu, jadi kepikiran nih tentang 'pasangan travelling abadi' yang skrg entah berada di mana. huhuhu *tuh kan jadi curcol gue*

    BalasHapus
    Balasan
    1. -_- sering-sering lah kaka main kesini hahahah
      Nah kan, gak pa2, dsini kaka bisa curcol, curhat, curicuri pandang. Bebas :D

      Hapus